Rayakan Natal Dengan Benar

Diposting oleh donDry 29 Januari 2009 0 komentar

Rayakan Natal Dengan Benar

Melalui:
1. Sungguh-sungguh menjalani masa persiapan rohani (dalam waktu 4 minggu Adven)
2. Sungguh-sungguh merayakan Natal hanya 12 (duabelas) hari
3. Sungguh-sungguh merayakan penampakan Tuhan Yesus (epifania) sejak tanggal 6 Januari s/d Minggu Septuagesima

BUKAN PERAYAAN ULANG TAHUN:

Pengertian banyak orang selama ini adalah, bahwa Natal hanyalah perayaan tanggal lahir Tuhan Yesus (sebagaimana kita merayakan ulang tahun kita). yaitu tanggal 25 dan 26 Desember saja. Lalu “karena satu dan lain hal” maka perayaan “ulangtahun” itu dimajukan jauh hingga awal Desember. Pusat perhatian adalah Lukas 2: 1-14 dan Lagu Malam Kudus. Tanpa kedua hal tersebut rasanya tidak ada Natal. Acara lainnya disusun menurut selera setiap kelompok yang merayakannya. Dengan demikian Natal marak di mana-mana dengan berbagai cara dan nama, dan tanggal 24 Desember semuanya istirahat, dan ke gereja dan menyebutnya sebagai “Natal Umum”.
Pada hal yang dirayakan dalam Natal bukan tanggal lahir Yesus, tetapi merayakan keselamatan manusia melalui kelahiran Yesus. Itulah sebabnya tanggal perayaan Natal setiap tahun tidak tepat pada waktu tanggal lahir Yesus.

BUKAN PADA TANGGAL LAHIR YESUS:
Tanggal lahir Yesus tidak diketahui. Lukas 2 aya 1-14 menunjukkan bahwa itu terjadi pada suatu musim panas; buktinya, para gembala tinggal bermalam di tempat terbuka di Efrata. Tanggal 25 Desember adalah musim dingin, jadi tidak mungkin itu tanggal lahir Yesus. Gereja memilih tanggal itu berkaitan dengan perayaan Terang Dunia. Penentuannya pun berlangsung sangat panjang, tidak ditentukan satu orang saja. Tentang itu ada latarbelakangnya, yang tidak akan dituliskan di sini.

RANGKAIAN PERAYAAN KEBAKTIAN:
Umat Kristen bukan bermaksud merayakan tanggal lahir, tetapi sekali lagi, adalah untuk merayakan keselamatan melalui kelahiran Yesus. Oleh karena itu perayaan keselamatan mempunyai bentuk yang khusus, tidak seperti pesta ulang tahun. Bentuknya adalah “rangkaian perayaan” kebaktian (perayaan liturgis). Kebaktian itu tidak hanya dijalankan di gedung gereja, tetapi terutama di rumah melalui doa-doa dan perenungan serta pembacaan Alkitab. “Rangkaian perayaan” itu dijalani dalam tiga tahap:
Masa Advent (Empat Minggu sebelum tanggal 25 Desember)
Masa Raya Natal (12 hari, dimulai tanggal 25)
Masa Epiphanias (Mulai 6 Januari sampai 2-4 Minggu sesudahnya).
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Advent: Persiapan Rohani sebelum Natal
Karena Natal itu adalah perayaan keselamatan, maka ada persiapan rohani. Persiapan itu berlangsung setiap hari (di rumah, di tempat kerja, di mana saja kita hidup), mulai hari Minggu, yang dihitung 4 hari Minggu sebelum tanggal 25. Untuk tahun 2003, jatuh pada tanggal 30 November. Persiapan itu dibagi dalam 4 thema perenungan, dan setiap thema itu direnungkan mulai hari Minggu sampai hari Sabtu. Thema yang direnungkan , didoakan dan dibaca dari Alkitab adalah sebagai berikut:
Advent I: Tuhan yang akan datang pada akhir zaman
Advent II: Pertobatan untuk menyongsong Tuhan
Advent III: Kedatangan Tuhan di dunia ini sebagai Penyelamat
Advent IV: Sukacita menyongsong Tuhan (Pujian Maria)
Bacaan ayat Alkitab melalui Almanak menolong kita untuk mempersiapkan diri. Bila Sektor kita, atau Sekolah, Kantor, dan kelompok marga ingin berpesta pada saat itu, mereka dapat merayakan tetapi bukan Natal, melainkan perayaan menyongsong Natal. Orang Kristen tidak mau langsung merayakan Natal tanpa benar-benar mempersiapkan diri. Kebiasaan merayakan Natal sebelum tiba waktunya masih baru terjadi, kira-kira 50 tahun belakangan ini. Kalau pun itu sudah terjadi, kita tidak perlu melanjutkannya.
Pada waktu Advent, kita belum menyanyikan Malam Kudus, belum membaca Lukas 2, tetapi Gereja kita sudah mempersiapkan Nyanyian-nyanyian indah untuk Advent. Isinya sangat bagus, karena di dalamnya terlihat bagian mana yang harus kita renungkan dalam mempersiapkan diri menyongsong kedatangan Yesus. Itu ditemukan dalam Buku Ende no. 38-45, atau dalam Kidung Jemaat no. 76-91, juga terdapat di dalam Buku Doding Haleluya.
Bila tahun depan Saudara/i terpilih menjadi Panitia Natal, ingatlah, berikan nama perayaan itu :Perayaan Menyongsong Natal”. Themanya sesuaikan dengan tangalnya. Bila Kantor/Sekolah menentukan tanggal 12 Desember misalnya, lihatlah jatuhnya pada Minggu ke berapa dalam Advent, maka themanya pun disesuaikan. Bila Saudara/I mengalami kesulitan menyusun Acaranya, hubungi Majelis Jemaat setempat atau LPW-STT-HKBP Pematangsiantar.
Dengan singkat, jangan lagi Saudara/i mengikuti orang-orang yang melecehkan Natal dan memperkecilnya menjadi perayaan sesuka-hatinya.
Kita harus mempersiapkan hati kita dengan sungguh-sungguh. Bukan “Malam Kudus” dan Lukas 2 yang penting, tetapi keselamatan kita yang kita rayakan, dan perayaan seperti itu membutuhkan persiapan.
Masa Raya Natal (12 hari)
Masa Raya Natal itu sendiri pun beralngsung 12 hari. Penekanannya pun beraneka ragam, karena perayaan itu adalah untuk merayakan keselamatan kita, jadi themanya bukan hanya Lukas 2 saja, tetapi sangat luas, satu thema setiap hari.
Perayaan Natal itu dibuka pada Kebaktian Malam (Parpunguan Bodari) tanggal 24 Desember. Di sanalah Malam Kudus dinyanyikan, dan Lukas 2 dibacakan. Jadi tanggal 24 Desember bukan pentup Natal-natal liar yang sudah dilangsungkan sebelumnya. Dalam Almanak kita, juga dalam Agenda, Natal Pertama adalah tanggal 25 Desember, disusul Natal hari Kedua tanggal 26 Desember. Sebelumnya tidak ada Natal, tetapi yang ada ialah persiapan!.
Gereja-gereja Protestant yang tua mendaftarkan thema-thema itu sebagai berikut:
Hari Pertama:25 Desember: Kelahiran Yesus.
Hari Kedua: 26 Desember Kematian Stefanus (martir pertama).
Hari Ketiga: 27 Desember Yohannes (murid yang dikasihi).
Hari Keempat: 28 Desember Kematian anak-anak yang tidak bersalah di Betlehem
Hari Kelima: 29 Desember Simeon
Hari Keenam: 30 Desember Hanna
Hari Ketujuh: 31 Desember Firman menjadi daging
Hari Kedelapan: 1 Januari Nama Yesus (Yesus di Bait Suci)
Hari Kesembilan: 2 Januari Yohannes 3: 1-8
Hari Kesepuluh: 3 Januari Yoh. 3:9-15
Hari Kesebelas: 4 Januari Yoh. 3:16-21
Hari Keduabelas: 5 Januari Yoh. 3:22-36
Minggu-minggu Epifania:
Memang 1 Januari adalah Tahun Baru, tetapi itu adalah perayaan tahun baru umum, sementara Tahun Baru Gerejawi adalah Advent Pertama. Tahun Baru kita bisa juga rayakan, tetapi jangan lupa, itu dirayakan masih dalam masa raya Natal. Kalau, Kantor/ Sekolah/ atau instansi lain tidak sempat bernatal pada awal Desember, masih ada waktu pada bulan Januari hingga tanggal 5.
Perayaan Penampakan (Epiphania) adalah perayaan penampakan Yesus di dunia ini. Perayaan ini dimulai tanggal 6 Januari. Hari itu, entah dia jatuh hari Minggu atau tidak, maka thema perayaan adalah penampakan Yesus, yang dilihat oleh orang-orang Majus.
Pada hari Minggu sesudah tanggal 6 Januari kita memasuki Minggu I sesudah Epiphania. Pada hari itu kita merayakan Baptisan Yesus. Perayaan itu dilanjutkan melalu renungan dan doa, serta bacaan Alkitab pad hari Seninnya sampai Sabtu.
Kemudian menyusul Minggu II sesudah Epiphania . Di sini thema Perayaan adalah Perjamuan Kana, yaitu di mana Yesus secara nyata mengadakan tanda ajaib yang pertama dalam sebuah pesta perkawinan di Kana. Perayaan dilanjutkan lagi hingga hari Sabtu. Minggu Epiphania akan berakhir, bila Minggu Septuagesima muncul. Itu dihitung 9 Minggu sebelum Paskah. Terkadang Minggu Epiphania bisa juga sampai Minggu ke III dan IV (tergantung mulainya minggu Septuagesima).
Selesai Minggu Epiphania, selesailah kita merayakan Natal, yang hari-harinya begitu panjang, yang didahului oleh persiapannya (Advent), dilanjutkan perayaan Masa Raya Natal itu, dan kemudian penampakan Yesus. Demikianlah bentuk perayaan Natal. Jadi sangat berbeda dengan merayakan ulang tahun. Tidak bisa sesuka-suka hati kita merubahnya, kapan kita ingin rayakan. Langkah-langkahnya sudah tertentu.
Jangan lagi turut ambil bagian dalam merayakan Natal sebelum waktunya!
Pdt Bonar H Lumbantobing
Catatan: pendeta Bonar H Lumbantobing adalah pendeta HKBP, dosen di STT HKBP Pematang Siantar. Tulisan ini baru sampai pagi ini dan langsung saya posting.
This entry was posted on Friday, October 24th, 2008 at 7:46 am and is filed under NATAL - TANYA-JAWAB, REFORMASI HKBP. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

NATAL TANPA YESUS

Diposting oleh donDry 0 komentar
Label:

NATAL TANPA YESUS
Lukas 2 :8-14, Yohanes 21:25

Ketika kita diundang menghadiri pesta ulang tahun, tentu fokus sosok orang yang mendapat perhatian khusus adalah yang berulang tahun itu. Beliau akan disalami, diberi hadiah, dipeluk, dicium, diajak ngobrol, difoto, dikerjai, pokoknya semuanya ditujukan terhadap orang tersebut. Alangkah lucu dan janggalnya bila yang berulang tahun itu absen pada hari itu, selain para pengunjungnya pada kecewa dan penuh tanda tanya dan tentu suasananya tidak menyenangkan.

Belakangan ini di Indonesia sering terjadi demikian, bagi mereka yang keuangannya berlebih kalau tidak mau disebut orang kaya, sering mengadakan perayaan ulang tahun besar-besaran baik bagi anaknya yang masih bayi atau bagi orang tuanya yang sudah lanjut usia. Biasanya dirayakan di restoran atau hotel yang cukup terkenal dan menghabiskan cukup banyak biaya. Yang menjadi lucu bin aneh adalah kadang kala terjadi, tatakala pesta tersebut diadakan, sang anak itu sudah tidur atau sang orang tuanya karana sakit maka tidak hadir. Jadi tinggallah acara makan-makan tanpa hadir yang berulang tahun. Lalu kalau sudah begini, kira-kira apa makna ulang tahun tersebut? Yang berulang tahun tidak menikmatinya.

Perayaan Natal juga demikian, sering kita melihat bahwa karena kesibukan di dalam mempersiapkan acara maka Tuhan Yesus yang lahir telah dikesampingkan. Pernah saya mendengar lagi adalah kelompok Panitia Natal mengatakan kalau di dalam acara Natal itu tidak perlu menyampaikan firman Tuhan, yang penting acaranya meriah, ada tari-tarian dan makan-makan. Nah kalau sudah demikian apa makna Natalnya lagi, apakah kita mengerti sungguh pengertian dari Natal itu? Coba lihat sedikit penjelasanm di bawah ini.

Kata Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam Bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Sering kalian kita perhatikan di dalam kartu natal kata Christmas disingkat menjadi Xmas. Tradisi ini diawali oleh Gereja Kristen kuno, yakni di dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Yesus). Huruf ini sering digunakan sebagai simbol suci. Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Tidak ada yang tahu tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kebanyakan orang Kristen memperingati Hari Natal pada tanggal 25 Desember. Nah, kalau di dalam memperingati hari kelahiran Kristus, tanpa Kristusnya kan aneh, namun kenyataannya banyak terjadi di mana-mana. Ketika Natal dirayakan yang ada hanya hura-hura, makan-makan, bahkan mabuk-mabuk, padahal sesungguhnya di dalam Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kelahiran Yesus merupakan kelahiran seorang raja yang membawa Damai Sejahtera di bumi.

Kelahiran Yesus merupakan kelahiran yang ajaib dan sudah dibuat sejak dahulu kala oleh para Nabi, jadi Yesus yang lahir itu adalah Mesias yang diurapi dan juga disebut sebagai Imanuel atau Allah menyertai kita. Di dalam Mikha 5:1 juga sudah disebutkan bahwa Mesias itu akan lahir di kota Betlehem. Para ahli Taurat dan imam-imam segera saja memberitahukan peristiwa ini kepada raja yang berkuasa pada waktu itu yakni Herodes perihal kelahiran Mesias ini. Selain itu di dalam Kejadian 49:10 juga disebutkan bahwa Mesia itu dilahirkan sebelum pemerintahan Yahudi dihancurkan. Sedangkan Nabi Daniel, terutama di dalam Daniel 9:25 mencatat bahwa enam puluh sembilan kali tujuh masa akan berlalu sebelum Mesias disingkirkan dan pada waktu itu telah ditunjukkan sampai tuntas pada kematian Kristus. Walaupun pendapat ini masih merupakan perdebatan, namun sangat disetujui oleh kebanyakan orang sarjana. Jadi dari sini kita melihat bahwa sejak dari Perjanjian Lama sudah dinubautkan tentang kelahiran Mesias itu, baik tempatnya, waktu, garis keturuna cara Yesus dilahirkan. Dengan demikian seandai ada perayaan kelahiran Natal yang tanpa Yesus tentu menjadi suatu peryaan yang hampa dan sekuler sekali.

Apa bedanya perayaan Natal yang dilakuakn oleh orang-orang di luar gereja dengan perayaan Natal orang-orang percaya? Satu-satunya perbedaan yang paling mencolok adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Bagi orang di luar sana peryaan kelahiran Yesus boleh diartikan sebagai bisnis, politik atau hura-hura, namun bagi orang percaya semestinya perayaan Natal adalah suatu perayaan yang memprollamirkan ke dunia bahwa Yeus sudah lahir ke duania ini,dan Dia diutus untuk meyelamatkan umat manusia dari dosa.

Semenjak Adam dan Hawa tidak taat kepada Tuhan, dengan alasan ular yang menggoda mereka makan buah pengetahuan baik dan jahat, maka Allah sudah memutuskan hubungan antara manusia dengan-Nya. Tidak tanggung-tanggung memang, Manusia yang berdosa itu divonis bakal mati. Namun ternyata Allah tidak dapat melawan dengan natur-Nya yang penuh Kasih itu, sehingga IA tidak langsung menghukum manusia itu dengan kematian itu. Diam-diam IA merancang suatu rancangan yang besar, yakni menyelamatkan manusaia yang berdosa itu.

Allah itu seperti Bapa kita saja yang tidak rela mencelakakan anak-anaknya, bagaiamanpun bejatnya manusia masih ada kesempatan yang terbuka bagi mereka untuk menyelamtkan diri. Itulah sebabnya maka kita tidak akan heran apabila di dalam kitab Injil Yohanes 3 : 16 menuliskan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Itulah sebabnya apabila perayaan Natal yang kita rayakan selama ini tanpa Yesus, terntu akan menjadi suatu perayaan yang tidak ubahnya dengan ulang tahun atau pesta perkawinan atau makan-makan, bahakan ada yang teler karena minumannya bercampur minuman keras. Natal semacam, ini tentu tidak berguna.

Natal yang dirayakan orang-orang percaya adalah berita suka-cita, kabar kelahiran Tuhan Yesus ke dunia ini. Dunia yang penuh dengan dosa ini membutuhkan Yesus untuk menyelamatkan kita. Hidup manusia begitu terbatas di dunia ini, ia butuh suatu “oknum” yang mempunyai kuasa tidak terbatas untuk menyelamatkan mereka. Dunia merupakan tempat tumpangan sementara dari umat manusia, sehingga suatu hari mesti meninggalkan dunia ini. Masalahnya adalah, pada saat manusia itu ditentukan harus meninggalkan dunia ini, lalu ia harus melangkah ke mana? Hanya ada dua pilihan, Neraka atau Surga?

Awal Juli 2004 yang lalu kami sekeluarga mengambil cuti pulang ke Indonesia. Memang dari Amerika kami sudah mendapatkan berita bahwa ada seorang bapak yakni suami dari salah seorang majelis dari gereja yang pernah saya layani itu sakit keras dan sudah koma dua bulan lebih. Begitu tiba di Indonesia, waktu itu 7 juli 2004, saya sempat merencanakan kalau besok pagi ada waktu saya hendak membesuknya. Namun apa yang terjadi? Pagi-pagi sekali kami mendengar berita bahwa bapak itu sudah meninggal dunia, waktunya begitu cepat berlalu dan saya tidak sempat membesuknya. Bersyukurlah kalau selama masa hidupnya almarhum pernah menyatakan diri percaya pada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Itu berarti keluarga yang ditinggalkan tidak perlu terlalu begitu tenggelam di dalam kesedihan, sebab perpisahan ini sifatnya sementara, karena pada suatu saat kita boleh bertemu dengan beliau kembali di surga.

Yang menjadi titik persoalan adalah, ketika kehidupan kita itu tanpa Yesus, maka kita akan menghadapi jalan buntu, sebab jalan satu-satunya ke Surga adalah melalui perantara Tuhan Yesus. Yesus berkata di dalam Yohanes 14 :6 "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Jelas sekali Yesus memegang peranan penting di dalam hidup kita ini, tanpa Dia maka kita akan binasa. Itu sebabnya mengapa begitu pentingnya kehadiran Tuhan Yesus di dalam Natal yang kita rayakan itu.

Berita Natal adalah berita suka-cita, sebab malaikat-malaikat pada waktu memproklamirkan kabar kesukaan, sehingga mereka bernyanyi memuji-muji dan memuliakan Tuhan. Sebagai orang-orang percaya juga demikian, bayi Yesus saat ini sudah tidak ada di kandang domba lagi, karena waktu dan keadaan serta proses yang berlalu, bayi Yesus telah bertumbuh menjadi dewasa dan mati di atas kayu salib serta bangkit kembali pada hari ke tiga. Yang paling penting adalah tak kala peristiwa Natal kita rayakan, biarlah Yesus itu juga lahir di dalam hati kita masing-masing, sehingga memperbaharui hidup kita.

Sekali lagi, apalah artinya perayaan Natal itu bagi kita kalau kita sendiri tidak pernah mengalami kasih dari Kristus itu? Memang sering kali ada orang-orang tertentu yang mencoba untuk mendiskreditkan orang-orang percaya, hal ini disebabkan karena tanggal kelahiran Yesus tidak pernah kita dapatkan di dalam Alkitab. Namun dari beberapa hasil penyelidikan diperoleh keterangan bahwa kelahiran Yesus itu bersamaan dengan peristiwa sensus penduduk yang diadakan oleh Kaisar Agustus (bandingkan dengan Lukas 2 :1-7), pada saat itu raja Herodes sedang berkuasa. Secara tradisi, orang-orang percaya jarang merayakan ulang tahun, dan perayaan ulang tahun itu biasanya dirakan oleh mereka yang kafir. Gereja purba lebih sering merayakan peristiwa kemenangan Yesus yakni paskah, sebab sejak jaman nenek moyang perayaan paskah sudah sangat populer. Barulah sekitar abad ke 3 orang-orang Kristen di Mesir merayakan Natal, itupun tanggalnya bukan 25 Desember. Pada abad ke 4 gereja di Roma baru mulai merayakan Natal pada akhir abad ke 4, yaitu memakai tanggal 25 Desember, dan itu berlangsung sampai hari ini.

Terlepas dari segala perdebatan yang ada, maka sebagai orang-orang percaya yang sejati, kita tidak begitu mementingkan tanggal 25 Desember sebagai tanggal patokan keharusan kelahiran Yesus, yang paling penting bagi kita adalah takkala memperingati Natal kita diingatkan bahwa Tuhan Yesus pernah suatu hari lahir di dunia ini. Dan yang tidak kala pentingnya adalah Yesus itu juga lahir di dalam hati serta hidup kita setiap hari, sehingga ada damai sejahtera yang abadi. Apalah artinya kita memperingati Natal, namun kita sendiri tidak pernah diperbaharui oleh Tuhan. Kehidupan kita masih seperti orang-orang yang tanpa pengharapan.

Yesus yang lahir ke dunia ini bukan sembarang manusia, IA adalah allah yang menjadi Manusia. Tugas kedatangan-Nya ke dunia ini adalah menyelamatkan manusia, IA harus menempuh kematian di atas kayu salib atas dosa-dosa kita, naik ke surga dan menawrkan hidup kekal kepada kita, yakni hidup bersama-sama Tuhan Yesus di surga untuk selama-lamanya. Suatu tawaran yang sangat berharga sekali.

Kalau Allah begitu mengasihi hidup kita, dan rela mengirim Anak-Nya untuk menebus kesalahan kita. Hidup kita sangat berharga sekali, saya yakin sekalai sebagai orang normal kalau kita kumpulkan uang yang ada di seluruh dunia diberikan kepada anda untuk menggantikan nyawa anda pasti anda tetap tidak mau, itu berarti harga nyawa anda itu mahal sekali. Masihkah beranikah kita mempermainkan hidup ini?. Namun kenyataannya, terlalu banyak berita yang kita dengar atau kita saksikan sendiri tentang orang-orang yang tidak mengahargai hidupnya. Ada yang kehidupan sehari-harinya dipengaruhi oleh alkohol atau minuman keras, sex bebas, mabuk-mabukan, judi, obat bius, dan itu terjadi bukan hanya di komunitas orang-orang muda, tetapi mereka yang sudah berkeluargapun ada yang terikat dengan semua ini. Hidupnya hancur, masa depannya punah, pekerjaan dan karirnya berantakan, keluarganya kacau-balau, bahkan ada yang nyawanyapun hilang. Mungkin orang-orang ini juga merayakan Natal, tetapi Natal yang hura-hura tanpa Yesus.

Natal tanpa Yesus yang lahir di dalam hidup kita hasilnya adalah sia-sia belaka, itu sama dengan merayakan ulang tahun kita; secara tidak langsung ingin mengingatkan kita bahwa umur kita di dunia ini berkurang satu tahun. Namun Natal yang menghadirkan Tuhan Yesus, walaupun satu tahun berlalu dan umur kita berkurang satu di dunia ini, namun kita memperolah hidup kekal bersama Tuhan Yesus di surga. Biarlah kita semua disadarkan bahwa ketika kita memperingati Natal, sungguh-sungguh kita memperingati Yesus yang lahir ke dunia ini yang menyelamatkan umat manusia dari dosa dan sampai saat ini Yesus tetap masih hidup. Dengan demikian kita rela diubahkan oleh-Nya supaya menjadi lebih sempurna.

Diposting oleh donDry 17 Januari 2009 0 komentar

Cinta

Adalah sesuatu

yang tidak aku sangka

Akan terjadi padaku

Tapi setelah bertemu kau, rasanya

Telah kuraih tempat suci itu dan aku tak mau pergi

 
donDry | Original Concept and Design by My Blogger Themes